Search...>>

12.14.2011

Patroli Perbatasan Indo-Malaysia (Part 2)

Malam itu sangat cepat berlalu, rasanya seperti tidur beberapa menit saja. Dinginnya pagi hari membuat betah berlama-lama di dalam sleeping bag beralaskan karung beras. Sekitar pukul 7 pagi, sebagian sibuk packing barang sementara lainnya sibuk masak untuk sarapan pagi dan bekal untuk makan siang. Sekitar pukul 9 pagi tim siap melanjutkan perjalanan. 

Perjalan hari ketiga. Tim dibagi menjadi dua kelompok yakni tim darat dan tim air. Perjalanan harus dibagi dua kelompok karena kondisi sungai yang tidak memungkinkan untuk dilewati perahu beserta muatan yang banyak. Giram yang tinggi dan air sungai yang dangkal telah menanti di depan.
Giram Muara Nyatoh. Kondisi giram yang cukup tinggi hingga perahu terpaksa diangkat dan di dorong oleh para motoris. Sementara tim darat sudah berjalan lewat jalur darat. 

 
Para motoris dan juru batu bekerja keras menarik perahu yang telah dipisahkan dari mesin dan muatannya. Mesin dan logistic nantinya akan diangkut satu persatu melewati giram tesebut. 
Tim Darat,  dengan membawa tas dan logistic masing-masing untuk berjalan melewati jalan setapak yang memotong beberapa bukit lalu menyusuri lembah dan anak sungai yang bermuara ke sungai yang lebih besar yang dijadikan tempat bertemunya kedua tim. 

Sepanjang perjalanan, tim darat sering berpapasan dengan babi hutan yang sedang mencari makan sendiri maupun berkelompok,  dikejauhan terdengar teriakan khas rusa dan kijang sebagai reaksi mereka akan kehadiran manusia. Selain itu banyak juga dijumpai jejak satwa liar di tanah yang berlumpur, beberapa lobang/sarang yang ditemukan baik ditanah, diakar maupun dipepohonan sehingga dapat disimpulkan kondisi habitat flora dan fauna yang masih cukup bagus dan terlindungi.


Tak berapa lama, suara tembakan senapan terdengar beberapa meter didepan. Saya yang berjalan paling belakang segera bergegas mencari tahu apa yang terjadi. Ternyata Pak Kas yang berada paling depan dan membawa senjata api, sedang berburu binatang untuk dijadikan lauk, kali ini babi malang ini menjadi korbannya. Babi tersebut kemudian ditandu dan dibawa sampai ketepian sungai.

Perjalanan darat tersebut hanya menghabiskan waktu lebih kurang 1-2 jam hingga sampai ke titik pertemuan. Berselang 1,5 jam tim sungai yang terdiri dari para motoris dan juru batu akhirnya sampai juga. Setelah istirahat sejenak, perjalanan dilanjutkan  kembali melalui sungai, menempuh tak kurang dari 20 km kearah barat mendekati perbatasan RI-Malaysia. 

Melewati giram dan sungai yang semakin mendangkal, akhirnya perjalanan sampai di pondok kedua. Seperti pondok sebelumnya, ini juga merupakan bekas pondok para pencari gaharu, 
Camp 2, Muara Nyatoh.  Tim bergotong royong membangun camp untuk peristirahatan. Camp yang unik dan khas para pencari gaharu. Hanya memerlukan terpal sebagai atap dan karung sebagai alas tidur serta tali secukupnya sementara kayu penopang banyak tersedia di hutan.

 
Setelah camp berdiri kokoh, beberapa motoris pergi menjala ikan kedaerah hulu untuk dijadikan lauk makan, karena tidak semua anggota tim makan babi, terutama bagi yang muslim. Tidak sampai satu jam motoris tadi kembali membawa beberapa ekor ikan yang cukup untuk satu malam. Dengan sigap saya dan beberapa rekan lain turun tangan untuk mengolah ikan tersebut. 
Beginilah tampilan ikan yang sudah siap dibakar dan digoreng. Sungguh nikmat rasanya, hanya hitungan menit saja ikan telah lenyap dari tempatnya, dihabisin oleh orang orang yang kelaparan dan kedinginan. 


Bersambung......

2 comments:

  1. BABI...nya sereeeemmmm muahahahhaa. mantap lanjutkan broo share foto2 cadass :))

    ReplyDelete
  2. Heheheheheh, banyak nih tp time is running out euy..

    ReplyDelete