Search...>>

12.30.2011

Kupu-kupu malam yang sedang kencing ???

Jangan ngeres dulu yah :), Kupu-kupu malam yang dimaksud adalah sejenis ngengat yang aktif dimalam hari (nokturnal), bukan kupu-kupu malam dalam tanda "kutip".  Mungkin Anda sudah tau dan sering berjumpa dengan jenis ini, akan tetapi saya bisa jamin 99 % bahwa Anda belum pernah melihat ngengat yang sedang "kencing", karena kejadian ini sangat jarang terjadi disekitar kita. Meskipun saya tidak mengetahui pasti apa yang sedang dilakukan ngengat ini sewaktu saya yang secara tidak sengaja menemukannya dipinggir sungai yang kecil dan jernih dipedalaman hutan di Kalimantan Timur pada Juli tahun lalu. Secara visual bisa dilihat bahwa ngengat ini mengeluarkan cairan dari bagian belakang tubuhnya, dan ini terjadi secara terus menerus. selain mengeluarkan cairan, ngengat ini juga mengeluarkan suara khas yang berulang-ulang .

Saya mencoba menanyakan hal ini kepada Prof. Google, tetapi beliau hanya bisa menjawab satu pertanyaan saja, yakni  nama jenis ngengat tersebut, untuk aktivitas unik yang dilakukan oleh ngengat ini sepertinya beliau belum bisa menjawabnya atau mungkin juga rangkaian pertanyaan saya yang tidak cermat. 

12.25.2011

Staurois tuberilinguis (Green spotted rock frog)

Staurois tuberilinguis adalah salah satu spesies katak dalam famili katak sejati (RANIDAE). Jenis Ini tersebar luas di Borneo. Habitat alaminya antara lain  hutan subtropis atau tropis yang lembab, hutan dataran rendah, hutan pegunungan, dan sungai. Biasanya berada pada ketinggian 150-1800 mdpl, tetapi jarang berada dibawah 500 m dpl. Jenis ini sering ditemukan disepanjang sungai kecil berbatu di hutan tropis, bertengger atau menempel pada batuan yang berada disekitar jeram. Statusnya adalah Near Threatened dalam daftar IUCN Redlist karena populasinya yang menurun akibat habitat yang terdegradasi.


Di Kalimantan Timur, tepatnya di sekitar TN Kayan Mentarang, jenis ini pernah saya temui di  beberapa lokasi, antara lain di hutan tropis dataran tinggi Krayan, di Hulu Sungai Mentarang Hulu, Kec. Mentarang Hulu dan di Hulu Sungai Kihan, Kec. Kayan Hilir.  

12.24.2011

Kupu-Kupu Trogon atau Raja Brooke di Kalimantan

Diberi nama Kupu-Kupu  Raja Brooke oleh seorang naturalis  ternama yakni Alfred L. Wallace pada tahun 1855, nama tersebut berasal dari nama Raja Sarawak saat itu yakni James Broke. Merupakan jenis Kupu-kupu dari ordo Lepidoptera. Endemik regional. Sebaran hanya di Pulau Kalimantan (Malaysia dan Indonesia). Populasi jarang dan kelestarian jenis ini terancam akibat menurunnya habitat dan aktivitas perdagangan. Status kupu-kupu ini adalah langka dan dilindungi di Indonesia, masuk dalam daftar  CITES Apendiks II.

Kupu-Kupu Trogon jantan, ditemukan di sekitar Air Panas Semolon, Malinau, Kalimantan Timur pada Bulan Oktober 2010 pada habitat sungai berbatu yang mengering.

12.23.2011

Bidadari di TN Kayan Mentarang

Judulnya memang sedikit agak lebai :). Bidadari yang dimaksud merujuk pada jenis kupu-kupu yang pernah saya jumpai sewaktu dalam perjalanan ke Desa Long Titi, desanya suku Dayak Punan Tubu di pedalaman Kalimantan Timur, tepatnya di dalam kawasan Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM). Kemungkinan jenisnya adalah Kupu-kupu Bidadari (Cethosia myrina), ditemukan pada habitat sungai kecil yang sedang mengering ditengah yang hutan masih cukup bagus.

12.22.2011

Hanya butuh kenaikan 6 Derajat C untuk memusnahkan seluruh kehidupan di muka Bumi


Saya baca dari forum kaskus ”the largest indonesian community” :
Apabila pemanasan global terus berlanjut pada suhu tertentu maka kita akan menghadapi kepunahan. Jadi apa yang sebenarnya akan terjadi apabila bumi terus memanas?
Jurnalis dan penyiar acara lingkungan hidup asal Inggris, Mark Lynas, melakukan perjalanan selama 3 tahun yang mengelilingi 5 benua untuk menyaksikan berbagai perubahan karena dampak pemanasan global. Dari mencairnya tundra di Alaska, tenggelamnya pulau di Pasifik dari negara bagian dari Tuvalu, dan bertambahnya dataran tandus di pedalaman Mongolia sampai pada lenyapnya lapisan es di Peru dan banjir, serta badai yang menyebabkan erosi di China. Tuan Lynas secara pribadi mengumpulkan semua bukti yang dikumpulkan dalam bukunya mengenai perubahan iklim, High Tide: The Truth About Our Climate Crisis (Gelombang Besar: Kenyataan Mengenai Krisis Perubahan Iklim Kita).



12.21.2011

Tersesat di Pedalaman Hutan Borneo (Plus Penampakan!!)

Ini merupakan kisah yang sulit untuk diceritakan karena rada berbau mistis. Saya pun maju mundur untuk mencoba menceritakan kejadian unik ini. Tapi saya sadar bahwa ada pelajaran dibalik semua peristiwa, terlebih lagi kita harus percaya bahwa ada kehidupan lain yang tak kasat mata yang juga harus kita pertimbangkan, terutama di hutan yang benar-benar masih perawan seperti di Borneo. Teringat pepatah mengatakan dimana langit di junjung disitu bumi dipijak. Di kota kita harus mengikuti peraturan yang ada, begitu pula dihutan, ada norma-norma yang tidak boleh kita langgar agar penghuni disana merasa dihargai, terlepas dari terlihat atau tidaknya mereka, yang jelas Believe it or Not, They do exist!! , I can guarantee 1000 % this story is true. Bagi umat islam, mempercayai hal yang ghaib adalah salah satu rukun iman.

Jadi begini ceritanya, masih ingat dengan cerita pada part 2 patroli perbatasan, klo belum baca dulu supaya ceritanya nyambung :).  Karena kejadian ini mungkin masih ada hubungannya dengan cerita part 2 tersebut, dimana tim tidak sengaja telah melakukan kesalahan yang menurut saya agak fatal sehingga berakibat tidak baik. Saya tidak menyinggung cerita ini di kisah perjalanan patroli perbatasan sebelumnya karena rada ga nyambung.

Pada Part 2 tersebut tertulis, dimana tim harus dibagi dua kelompok karena ada giram yang tidak bisa dilewati perahu karna cukup tinggi. Jadinya sebagian tim harus lewat darat dengan membawa semua perbekalan agar tim sungai tidak terlalu berat karena mereka harus menggendong perahu melewati giram tersebut. Nah ditengah perjalanan, tim darat menembak seekor babi yang cukup besar, rencananya akan dibuat lauk makan malam bagi mereka yang bisa memakan babi tersebut. Akan tetapi karena babi tersebut cukup besar untuk digotong bahkan dengan 2 orang juga masih terlalu berat, ditambah lagi medan perjalanan yang naik dan turun. Maka babi tersebut di gantung di suatu tempat agar tidak terlihat satwa lain yang bisa memangsanya, ditambah lagi babi tersebut digantung beberapa meter diatas tanah sehingga babi atau predator lain tidak bisa meraihnya. Rencananya babi tersebut akan dijemput oleh orang kampung yang ikut jalur sungai karena selain kuat, mereka juga sudah biasa menggendong babi ditengah hutan.

12.19.2011

Patroli Perbatasan Indo-Malaysia (Part 5-Habis)

Perjalanan hari keenam. Tugas dan kewajiban sudah dilaksanakan, patroli perbatasan TNKM di wilayah perbatasan NKRI terlasana dengan baik. Walau kondisi tubuh semakin menurun karena kecapean dan kurang nutrisi, sudah dua malam hanya makan nasi putih dengan lauk nasi putih juga, berharap diperjalanan pulang ketemu sumber protein sebagai penambah nafsu makan. Untungnya beban yang dibawa turun semakin ringan, karena sebagian perbekalan  diperjalanan sudah habis, hanya bersisa beberapa liter beras.

Perjalanan pulang hari itu direncanakan  langsung sampai ke pondok dua tanpa harus menginap di pondok tiga. Hal ini untuk menghemat waktu dan mungkin perjalanan akan lebih cepat karena medan yang dilewati sedikit menurun. Jarak antara pondok terakhir dengan kedua lebih kurang 5 km jarak datar di peta, jarak sebenarnya mungkin dua kali lipat dari jarak tersebut.

Jalan yang dilalui sebagian besar adalah sama dengan jalur yang dilewati beberapa hari lalu. Situasi dan kondisi juga mirip, beraneka ragam satwa dan flora ditemui di sepanjang jalan pulang. Selama diperjalanan saya pun menyempatkan untuk memotret obyek yang saya lihat dengan menggunakan kamera Nikon milik kantor dengan hasil lumayan, lumayan bagus dan juga lumayan buruk, hal ini disebabkan karena saya belum bisa mengoperasikannya dengan baik.

Para motoris dan orang lokal yang memandu perjalanan ini sudah jauh berada di depan, kecepatan dan kelihaian mereka berjalan di dalam hutan sangat luar biasa, mungkin karena sudah sering keluar masuk hutan. Sementara anggota tim lainnya jauh tertinggal dibelakang termasuk saya. Beberapakali teringgal dan tersesat ditengah jalan, pacet yang menempel ditubuh sudah tidak lagi dihiraukan, kaki dan baju yang tersangkut duri rotan juga diabaikan, yang penting cepat sampai ketujuan. Tim pun terpecah karena kecepatan bergerak tiap orang berbeda-beda. Tercatat lebih dari dua kali tersesat selam perjalanan, tim kecil yang tersesat biasanya dipandu dengan suara tembakan sebanyak 1-3 kali, dengan demikian mereka akan mengikuti arah suara tembakan dan kembali kejalur yang tepat. 

12.16.2011

Patroli Perbatasan Indo-Malaysia (Part 4)

Hari kelima perjalanan, kondisi topografi semakin curam, sungai-sungai mulai mengecil dan mendangkal dengan banyak cabang anak sungai.  Keberadaan  ikan sungai semakin sedikit atau hampir tidak ada, harapan untuk mancing ikanpun surut bersama surutnya air.Tidak akan ada ikan untuk menemani makan malam. Suara teriakan kancil dan rusa semakin menghilang.  Hanya ada satu kabar yang cukup menghibur saat itu, daerah perbatasan semakin dekat, kurang lebih 3 km lagi untuk sampai ke patok batas, berdasarkan posisi GPS saat itu.  Namun kondisi fisik mulai menurun karena kecapean.

Sialnya, tim kehilangan arah dan sempat tersesat. Berdasarkan peta topografi yang dibawa, seharusnya jalur yang dilalui landai dan tidak menanjak, setelah dikalibrasi ulang antara GPS dengan peta topografi, sudah bisa dipastikan jalur yang dilalui tidak tepat, perjalanan menanjak dan curam tersebut sia-sia, hanya buang waktu dan buang tenaga yang temakin menipis. Setelah beristirahat sejenak, tim melanjutkan perjalanan menurunin punggung bukit tersebut kemudian memutar melewati lembah antara bukit. Melewati beberapa anak sungai dan air terjun kecil yang berundak-undak, seperti anak tangga.

Semakin lama berjalan kondisi topograpi semakin curam, kondisi tajuk pohon yang mulai terbuka dengan didominasi pohon-pohon berdiameter kecil dan pendek yang diselimuti oleh lumut dan tumbuhan merambat seperti paku-pakuan. Sepertinya tim mulai memasuki ekositem pegunungan, beberapa jenis burung pegunungan terbang berkelompok menghiasi dahan-dahan pepohonan. tidak jauh dari pinggiran sungai, tim mendapati habitat anggrek, dimana banyak sekali anggrek yang menempel pada pepohonan, ada beberapa yang sedang berbunga dengan warna coklat pada tengahnya. Ada juga anggrek berukuran kecil, ditemukan pada daerah yang lebih terbuka di puncak bukit. Flora khas lainnya adalah kantong semar yang memiliki bentuk yang khas juga dijumpai banyak di daerah tersebut.

12.15.2011

Patroli Perbatasan Indo-Malaysia (Part 3)

Pagi itu saya terbangun karena sakit perut, alam sepertinya sudah tidak sabar meminta haknya untuk dikembalikan, dan segeralah saya bergegas mencari tempat yang terlindung dipinggiran sungai, sambil merenung lalu membersihkan diri. 
Dari seberang sungai tiba-tiba terdengar suara gaduh binatang, awalnya saya pikir biawak atau babi hutan, akan tetapi binatang tersebut memliki warna putih dilehernya dengan moncong seperti musang, sepertinya jenis lingsang atau berang-berang bersama anak-anaknya yang berjumlah empat ekor, kelihatannya sang induk sedang mengajari anak-anaknya menangkap ikan disungai. Saya pun beranjak dari bilik perenungan lalu bergegas mengambil kamera untuk mencoba mengabadikan momen langka tersebut, ternyata gerak-gerik saya tercium oleh linsang tersebut lalu mereka menghilang masuk kedalam hutan, saat itu saya tidak berhasil, mungkin lain kali. 
Karena penasaran, sayapun menunggu di tempat yang agak terlindung, menanti satwa tersebut kembali kepinggiran sungai. Dan benar saja, kurang dari setengah jam binatang tersebut muncul ditempat yang sama, saya langsung ambil kamera dan jepret beberapa kali, saya mencoba mendekat supaya bisa dapat foto yang lebih jelas namun mamalia air tersebut langsung kabur kembali kehutan.
Karena waktu terus berlalu dan perjalanan keperbatasan masih harus dilanjutkan, saya pun kembali ke kamp dan cuma bisa berharap hasil jepretan tadi memuaskan.  Ternyata saya belum beruntung, hasilnya kurang jelas dan kurang fokus, terlalu jauh dan gelap, cuma berharap moment tersebut terulang kembali nantinya.
 
 
Linsang/Berang-berang, dengan nama latin Lutra sp. Jenis ini beberapa kali ditemukan di Sungai Iwan, berdasarkan hasil survey Biodiversity yang dilakukan WWF pada tahun 2000. Masuk dalam kategori Vulnerable oleh IUCN dan belum merupakan salah satu satwa yang dilindungi. Masyarakat lokal menganggap satwa tersebut adalah hama karena sering memangsa ikan air tawar.

12.14.2011

Patroli Perbatasan Indo-Malaysia (Part 2)

Malam itu sangat cepat berlalu, rasanya seperti tidur beberapa menit saja. Dinginnya pagi hari membuat betah berlama-lama di dalam sleeping bag beralaskan karung beras. Sekitar pukul 7 pagi, sebagian sibuk packing barang sementara lainnya sibuk masak untuk sarapan pagi dan bekal untuk makan siang. Sekitar pukul 9 pagi tim siap melanjutkan perjalanan. 

Perjalan hari ketiga. Tim dibagi menjadi dua kelompok yakni tim darat dan tim air. Perjalanan harus dibagi dua kelompok karena kondisi sungai yang tidak memungkinkan untuk dilewati perahu beserta muatan yang banyak. Giram yang tinggi dan air sungai yang dangkal telah menanti di depan.
Giram Muara Nyatoh. Kondisi giram yang cukup tinggi hingga perahu terpaksa diangkat dan di dorong oleh para motoris. Sementara tim darat sudah berjalan lewat jalur darat. 

12.13.2011

Patroli Perbatasan Indo-Malaysia (Part 1)


Kegiatan patroli perbatasan ini baru pertama kali saya lakukan setelah lebih dari dua tahun bergabung dengan WWF Malinau. Biasanya kegiatan saya fokus pada pembuatan peta dan dokumen terkait manajemen kawasan konservasi TNKM (Taman Nasional Kayan Mentarang) serta sosialisasi ke masyarakat sekitar taman nasional. Pada Bulan April 2011 lalu, saya bersama tim gabungan dari berbagai pihak melakukan kegiatan joint patrol bersama ke perbatasan TNKM yang juga berbatasan dengan negara jiran. Sebanyak 8 orang yang berasal dari Polhut TNKM, TNI Perbatasan, Media KOMPAS, WWF dan masyarakat lokal terlibat dalam misi ini. Daerah target berada di kawasan Hulu Sungai Kihan, yang merupakan percabangan dari Sungai Iwan, Kecamatan Kayan Hilir, Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur. 
Kegiatan ini dilaksanakan karena adanya indikasi kerusakan hutan pada beberapa titik di perbatasan berdasarkan hasil analisis citra Satelit Alos Tahun 2010 ditambah dengan adanya laporan masyarakat lokal yang menyebutkan pernah mendengar adanya aktivitas penebangan di daerah tersebut.

Limnonectes modestus (Boulenger, 1882)

Limnonectes modestus (Boulenger, 1882) adalah salah satu jenis katak dengan karakteristik unik, yakni katak yang mejaga telurnya di malam dan siang hari sampai telur tersebut menjadi berudu. Kondisi habitat yang selalu lembab dan dekat dengan anak sungai membuat katak ini selalu berada tidak jauh dari sarangnya. Sarang biasanya berada pada daun atau batuan yang berada tepat diatas permukaan air dengan arus yang tenang sehingga apabila telurnya menetas maka berudu akan jatuh langsung ke dalam air. Selama pengamatan di salah satu lokasi di daerah Bontosiri, Sulawesi Selatan, jenis ini selalu bertelur pada daun atau tempat yang sama sehingga pada tempat tersebut ada beberapa sarang telur dengan umur yang berbeda. jumlah telur tidak terlalu banyak seperti katak pada umumnya, yakni berkisar 30-60 butir persarang.