Search...>>

12.21.2011

Tersesat di Pedalaman Hutan Borneo (Plus Penampakan!!)

Ini merupakan kisah yang sulit untuk diceritakan karena rada berbau mistis. Saya pun maju mundur untuk mencoba menceritakan kejadian unik ini. Tapi saya sadar bahwa ada pelajaran dibalik semua peristiwa, terlebih lagi kita harus percaya bahwa ada kehidupan lain yang tak kasat mata yang juga harus kita pertimbangkan, terutama di hutan yang benar-benar masih perawan seperti di Borneo. Teringat pepatah mengatakan dimana langit di junjung disitu bumi dipijak. Di kota kita harus mengikuti peraturan yang ada, begitu pula dihutan, ada norma-norma yang tidak boleh kita langgar agar penghuni disana merasa dihargai, terlepas dari terlihat atau tidaknya mereka, yang jelas Believe it or Not, They do exist!! , I can guarantee 1000 % this story is true. Bagi umat islam, mempercayai hal yang ghaib adalah salah satu rukun iman.

Jadi begini ceritanya, masih ingat dengan cerita pada part 2 patroli perbatasan, klo belum baca dulu supaya ceritanya nyambung :).  Karena kejadian ini mungkin masih ada hubungannya dengan cerita part 2 tersebut, dimana tim tidak sengaja telah melakukan kesalahan yang menurut saya agak fatal sehingga berakibat tidak baik. Saya tidak menyinggung cerita ini di kisah perjalanan patroli perbatasan sebelumnya karena rada ga nyambung.

Pada Part 2 tersebut tertulis, dimana tim harus dibagi dua kelompok karena ada giram yang tidak bisa dilewati perahu karna cukup tinggi. Jadinya sebagian tim harus lewat darat dengan membawa semua perbekalan agar tim sungai tidak terlalu berat karena mereka harus menggendong perahu melewati giram tersebut. Nah ditengah perjalanan, tim darat menembak seekor babi yang cukup besar, rencananya akan dibuat lauk makan malam bagi mereka yang bisa memakan babi tersebut. Akan tetapi karena babi tersebut cukup besar untuk digotong bahkan dengan 2 orang juga masih terlalu berat, ditambah lagi medan perjalanan yang naik dan turun. Maka babi tersebut di gantung di suatu tempat agar tidak terlihat satwa lain yang bisa memangsanya, ditambah lagi babi tersebut digantung beberapa meter diatas tanah sehingga babi atau predator lain tidak bisa meraihnya. Rencananya babi tersebut akan dijemput oleh orang kampung yang ikut jalur sungai karena selain kuat, mereka juga sudah biasa menggendong babi ditengah hutan.

Namun pas saat tim darat telah bertemu dengan tim sungai, mereka terlihat cukup kelelahan karena harus menggendong tiga perahu ketinting beserta mesin-mesinnya melewati giram berbatu. Sehingga babi tersebut tidak sempat diambil karena masih agak jauh dari sungai. Menurut saya ini adalah kesalahan fatal karena niat yang tidak kesampaian. Di masyarakat adat dayak terkenal dengan istilah "kepuhunan", kalau tidak salah artinya kita sebagai tamu tidak boleh menolak suguhan dari tuan rumah, minimal mencicipi atau menyentuh hidangan tersebut. Kedua, jika kita berada didalam hutan dan kalau kita punya niat untuk melakukan sesuatu tetapi karena berbagai alasan tidak dilakukan maka akan ada akibatnya kelak.

Dengan rasa sedikit kecewa akan hal itu, saya bersama yang lainya melanjutkan perjalanan sampai keperbatasan yang masih cukup jauh, cerita detailnya silahkan liat pada part 3,part 4 dan part 5 patroli perbatasan yang sudah saya posting sebelumnya. 

Singkat cerita sampai di perbatasan pada hari kelima perjalanan. Ada hal yang sedikit ganjil juga, saat dimana perbekalan habis dan cuma makan nasi dan umbut rotan. Sebenarnya bahan makanan cukup banyak dibawa dalam perjalanan tersebut akan tetapi kok bisa semuanya lupa dan bahan makanan sebagian besar tertinggal di tempat penyimpanan perahu di pondok dua. Binatang yang bisa dijadikan lauk pun tidak ada didaerah perbatasan tersebut. Memang kondisinya didataran tinggi pegunungan sehinga ikan pun mustahil ada karena sungai yang kecil. Mamalia daratpun seperti babi, rusa maupun kancil tidak terlihat, padahal cukup melimpah pada daerah sebelumnya. 

Saya lalu teringat akan babi yang sudah dibunuh dan ditinggal sia-sia tidak dimakan. Betapa malang nasib babi tersebut karena kematiannya yang sia-sia, tidak ada yang bisa memanfaatkan dagingnya baik buat manusia maupun satwa liar lainnya karena disimpan diatas tanah. Kalau babi tersebut bisa ngomong pasti bilang "Sial nih manusia, gua cuma dijadiin sasaran tembak yang sia-sia, coba keadaan dibalik dan manusia berada di posisi babi tersebut bakal seperti apa?". Saya pun tidak berani untuk membayangkannya lebih jauh. 


Padahal tumbuhan dan satwa seyogyanya diciptakan untuk memenuhi hajat manusia oleh Sang Pencipta untuk mengarungi kehidupan, sebagai bekal mereka untuk beribadah kepadaNya. Adalah tugas mulia bagi satwa tersebut jika telah memenuhi takdirnya untuk kebutuhan manusia yang katanya mahluk paling sempurna. Seharusnya manusia bisa memanfaatkannya secara bijaksana. Dan membiarkan satwa tersebut memenuhi takdirnya, minimal mengambil sebagian kecil dari tubuhnya agar tidak terlalu berat, setidaknya bisa bermanfaat walau hanya sedikit. Saya berfikir bahwa mungkin ini adalah peringatan buat tim untuk tidak menyianyiakan makanan yang sudah diberikan. Walaupun saya dan beberapa teman muslim lainnya  tidak memakan babi tersebut. 

Setelah selesai melaksanakan tugas diperbatasan (lengkapnya pada part lima), rombonganpun pulang melewati jalan yang sama dengan sebelumnya. Hasil yang diperoleh dari survey tersebut cukup bagus, dimana kondisi hutan diperbatasan masih cukup baik dan tidak ada aktivitas yang merusak, hanya beberpa patok batas yang sudah perlu diganti karna sudah usang dimakan usia. 

Tepat saat tim berada pada disekitar daerah dimana babi malang tersebut digantung. Tim berjumlah 7 orang yang akan melewati jalur tersebut, sebagian melewati sungai dengan giram yang tinggi. Seperti biasa yang memegang senjata dan GPS serta peta berada paling depan sebagai perintis. Sebenarnya perjalanan menuju pondok satu hanyalah berkisar 2 km dari titik tersebut, hanya perjalanan 1-2 jam saja. Saya sebagai navigator yang memegang GPS dan Peta berada pada baris kedua sementara yang paling depan adalah teman yang memegang senjata laras panjang, saya tidak tau jenisnya.  Jalur yang dilewati adalah jalur yang sama dengan jalur yang dilewati beberapa hari yang lalu, mengikuti aliran sungai kecil lalu mendaki dan menuruni satu bukit hingga sampai ke pondok satu dipinggir sungai. 

Karena ada satu orang  yang kondisinya sudah lemas karena perjalanan yang cukup jauh, dan mungkin ini baru pertama kalinya dia masuk hutan sehingga jalannya juga sudah hampir ngesot, beberapa langkah jalan kemudian istirahat, begitu seterusnya selama perjalanan. Saya bersama dua teman lainnya berjalan didepan dan tiba-tiba begitu bersemangatnya berjalan cepat mendaki karena melihat sepasang beruang madu yang sedang mencari makan (detailnya ada di part lima perjalanan), saya tidak akan mengulangnya karena terlalu panjang. Sambil menunggu teman yang dibelakang, saya memuaskan diri untuk mengambil foto beruang tersebut dari jarak dekat. Setelah lama menunggu, tiga orang yang dibelakang belum juga muncul, yasudah kami melanjutkan perjalanan karena hari semakin siang, mungkin mereka sedang beristirahat dibelakang.  Karena jalur perjalanan juga cukup jelas kamipun berjalan terus dan terus hingga melewati bangkai babi membusuk yang digantung 3 hari lalu, dan satu teman berinisiatip untuk mematahkan tiangnya hingga bangkai tersebut jatuh ketanah, setidaknya binatang lain bisa memakannya. Setelah itu perjalanan kami teruskan, satu jam kemudian kamipun sampai di tempat tujuan, kurang lebih pukul 1 siang.

Detik berganti menit, menitpun berganti jam, siang mulai beranjak sore namun ketiga orang tersebut belum sampai juga. Tim sungai juga sudah berada di pondok satu, sambil menunggu, merekapun istirahat dan makan siang dengan bekal yang dibawa. 

Suasana mulai panik karena ketiga orang tersebut belum kelihatan batang hidungnya. Saya bersama teman dan orang lokal tersebut berlari kecil kembali kejalur yang tadi sambil meneriakin nama mereka. Sesekali membunyikan suara tembakan supaya mereka mengikuti arah bunyi tembakan. Sampai pada tepian sungai juga mereka tidak terlihat, dan sudah bisa dipastikan mereka Tersesat!!!

Hari mulai sore, mereka belum ketemu juga, kalau sampe malam belum ketemu bisa jadi masalah besar. Bisa dibayangkan, untuk meminta pertolongan pun sangat jauh, telepon satelit yang dibawa juga sinyalnya terbatas begitu juga dengan baterainya. Kami cuma bisa berteriak sambil mencari mereka dan tak lupa berdoa agar mereka baik-baik saja.

Tepat pukul lima sore, orang lokal yang mencari mereka berteriak dari kejauhan bahwa mereka telah diketemukan. Akan tetapi teman yang sudah lemas dari siang kondisinya sangat memprihatinkan, seluruh tubuh kram dan mengigil kedinginan. Kondisi antara sadar dengan tidak dan sesekali berteriak seperti mau kesurupan, semetara dua teman lainnya dalam kondisi baik cuma kecapean dan sedikit panik. Dengan panik saya bersama teman yang sudah menunggu lama berlari kearah suara tersebut karena tidak jauh, setelah ketemu saya pun langsung menggendong teman yang sudah terkapar tak berdaya tersebut. Dan dengan isengnya salah satu teman mengabadikan momen tersebut dengan kamera, momen dimana saat saya sedang menggendong belakang teman yang sakit tersebut,  kemudian bergantian dengan orang lokal hingga sampai di pondok pertama. Dia lalu dibaringkan dan diselimuti untuk menghangatkan tubuhnya dan diberikan teh manis hangat untuk memberinya asupan energi. 


Mereka tersesat selama lima jam didalam hutan, lima jam mendaki dan menuruni bukit yang salah, sangat tidak masuk akal. Usut punya usut, ternyata mereka bertiga mengikuti jalur yang salah. Mereka mendaki punggung bukit yang salah.  Suara tembakan yang dibunyikan  didengar melalui arah yang salah. Belum lagi cerita dibalik itu yang sedikit berbau mistis. Percaya atau tidak, sebenarnya saat mereka menghilang, kami pun mencium adanya bau masakan, saya mencium seperti bau masakan indomie, temen yang lain mencium bau masakan lainnya, sementara tidak ada manusia lain yang berada di hutan tersebut kecuali kami, namun kami menganggap hanya suatu kebetulan dan lalu mengabaikannya. 

Temen yang tadi sakit kemudian mulai sadar kembali setelah beberapa saat istirahat. Kami tidak berani bertanya mengenai hal apa yang dialaminya. Cukup memberinya semangat untuk perjalanan esok hari yang untungnya melalui sungai tanpa perjalanan darat sampai ke Long Ampung. Dan perjalanan cukup lancar pada hari tersebut hingga sampai ke Desa Long Ampung dan menginap di Kantor Seksi Pengelolaan TN Kayan Mentarang III.

Nah, setelah sampai di kantor kamipun mulai membuka obrolan ringan seperti biasa, hingga menjurus kepada kronologis kejadian sesatnya mereka. Ternyata Pak Kas sepertinya punya misi lain yakni sambil mencari kayu Gaharu selama perjalanan pulang. Dan sepertinya mereka dibawa oleh penghuni disana, pikiran mereka dikacaukan oleh yang tidak penting sehingga gampang dipermainkan oleh "penghuni lokal". Sementara yang satu sudah kecapean, dia melihat satu orang yang berada didepannya berbelok pada dua arah yang sama, kekiri dan kekanan, bagaimana ceritanya satu orang berbelok pada dua arah yang berbeda, belum lagi terdengar suara yang samar-samar yang memanggil namanya.

Nah yang paling ganjil dari itu semua adalah ketika kita membuka kamera dan melihat hasil foto yang diambil selama perjalanan. Ada satu foto yang diambil saat saya sedang menggendong teman yang jatuh pingsan tersebut. Dengan jelas saat itu masih terang, dan saya yakin 100% bahwa tidak ada kabut ataupun asap saat pengambilan foto tersebut hanya berjarak kurang lebih 2-3 meter. Tetapi kenapa foto yang kelihatan tidak jelas, hanya kelihatan wajah teman yang sedang tidak sadarkan diri tersebut, sementara foto saya yang sedang menggendong  ditutupi oleh bayangan putih yang banyak dengan bentuk bermacam-macam dan ada yang terlihat mirip wajah-wajah "aneh" jika dilihat lebih dekat dan lebih lama. Entahlah, lain orang yang melihat lain pula tafsirannya. Malam tersebut kita tidur dengan sedikit agak ketakutan, bahkan ada yang tidur sambil memegang al-kitab, hahahah sungguh pengalaman yang aneh. 



Terlepas dari percaya atau tidak itu kembali kepada keyakinan masing-masing. Setidaknya ada beberapa pelajaran yang bisa diambil dari peristiwa ini jika kita berada ditengah hutan ;
  1. Pertamax!!, berniat untuk masuk hutan dengan niat yang baik dan yang bermanfaat agar hasilnya baik, segala keburukan yang terjadi biasanya karena niat yang tidak baik.
  2. Berdoalah dan selalu berserah diri pada yang kuasa, karena tidak ada satupun kejadian terjadi diluar dari kuasa dan kehendakNYA, dan hanya DIA tempat meminta semua pertolongan
  3. Jangan terpisah dari tim, usahakan semuanya tetap utuh dalam satu tim selama perjalanan dalam hutan.
  4. Bawa makanan sebanyak yang bisa dibawa, siapkan makanan cadangan berkalori tinggi seperti coklat atau gula merah di dalam tas pribadi, just in case terjadi hal yang tidak diinginkan.
  5. Jangan lupa membawa P3K dan obat-obatan lainnya yang diperlukan jika terjadi kecelakaan, dan berharap semoga obat yang dibawa kembali utuh, artinya tidak ada yang celaka.
  6. Jangan pernah menganggap remeh ataupun berkata-kata yang tidak baik selama berada di hutan, apalagi buang kotoran sembarangan. Sudah banyak kejadian orang hilang dihutan akibat kecerobohannya.
  7. Jangan lupa istilah "Lain Padang Lain Ilalang" tidak semua daerah memiliki aturan ataupun norma adat yang sama, pelajari norma adat setempat, terutama norma yang tidak boleh dilanggar, karena kita adalah tamu untuk daerah tersebut, berlakulah sebagai tamu!!!.
Demikian cerita ini saya tulis berdasarkan pengalaman pribadi, tidak ada rekayasa didalamnya, tidak juga untuk memojokkan pihak-pihak tertentu, karena ini hanya cerita perjalanan belaka. Terbebas dari percaya atau tidaknya pembaca mengenai cerita ini, saya tetap yakin, ada hal yang bisa dipelajari dari cerita ini. Terimakasih.

Save the Forest,
Save The Earth,
Save the one and only Living Planet.......

2 comments:

  1. "Dunia Lain" dalam eksotis Borneo

    cerita perjalanannya seruu, lewatin sungai,
    anak2 sungai, hutan rimba, naik ketinting,
    ketemu babi, ketemu beruang madu,sampe2 ketemu
    hanhan..

    penulis spertinya super sibuk loh, selain jd
    tukang riset jg sibuk mengembangkan sayap bakat
    ke dunia potret memotret, jd bahagia
    di atas derita tim yg nyasar hahaha...
    baca aja) saat liat beruang madu
    adrenalin poto nya memuncak hehe (canda)

    sofar, yaa sekali mendayung 2/3 pulau
    terlampaui... gudlak n to be continue
    for next destination

    ReplyDelete
  2. itu karena ada yang namanya Irfansyah Lubis dalam tim

    ReplyDelete