Search...>>

9.05.2015

Analyzing various kind of spatial data Using Pivot Table in Ms.Excell

Analisis data spasial dengan menggunakan fungsi Pivot Table pada Ms. Excell

Berbagai kegiatan yang berkaitan dengan analisis spasial atau GIS (Geographic Information System) biasanya tidak terlepas dari permasalahan pengolahan data yang terkadang cukup besar, sesuai dengan luasan cakupan study area dan juga atribut atau parameter yang ingin dianalisis. Semakin luas area yang dianalisis, dan atau semakin banyak parameter yang akan diolah, maka akan semakin sulit untuk melakukan penyortiran atau modifikasi data. Untuk merubah data yang besar tersebut ke dalam bentuk grafis seperti tabel dan grafik, agar lebih mudah dimengerti oleh pembaca, maka diperlukan suatu tehnik yang dapat mensortir atau memodifikasi data tersebut dengan cara-cara yang efektif dan efisien. Salah satu tehnik yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan fungsi pivot table yang tersedia pada Ms. Excell berbagai versi.

Pada tutorial kali ini, Saya akan mencoba mengolah data spasial dengan menggunakan tehnik tersebut. Sebagai contoh, saya akan mencoba mensortir data spatial yang dalam bentuk DBF (Dbase File) ke Ms. Excell 2007 (versi lain mungkin tidak jauh berbeda) untuk kemudian dianalisis. 

Berikut adalah caranya;

8.24.2015

Fragstat Tool for Fragmentation Analysis

Analisis Fragmentasi Hutan Menggunakan Aplikasi Fragstat

Fragmentasi hutan merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan berkurangnya keanekaragaman hayati di alam. Fenomena ini dapat terjadi karena hutan yang dulunya merupakan satu areal yang kompak yang kini menjadi terpecah belah karena adanya gangguan baik secara alami ataupun karena adanya aktivitas manusia. Secara alami, fragmentasi hutan dapat terjadi karena adanya bencana alam seperti longsor, gempa, dan kebakaran hutan yang terjadi karena faktor alam. Namun, faktor utama yang menyebabkan tingginya laju fragmentasi hutan khususnya di Indonesia disebabkan oleh adanya aktivitas manusia seperti pembangunan jalan, aktivitas logging, pertanian, serta perkebunan yang berada di dalam atau di sekitar kawasan berhutan. 

Gambar 1. Salah satu bentuk fragmentasi Hutan (Mongabay.co.id)

Pecahnya kawasan hutan menjadi beberapa bagian ini sangat berdampak pada keberadaan flora dan fauna yang berada di dalamnya. Selain menyebabkan degradasi habitat, fragmentasi hutan juga dapat menghilangkan habitat penting organisme tertentu. Dalam jangka waktu tertentu, hal ini dapat menyebabkan pemecahan populasi suatu organisme menjadi sub-sub populasi yang dapat menyebabkan kepunahan lokal atau penurunan keanekaragaman genetik. Beberapa penelitian yang telah dilakukan telah membuktikan dampak negatif fragmentasi hutan terhadap keanekaragaman hayati.

Dalam rangka pengelolaan hutan yang mendukung kelestarian habitat flora dan fauna, fragmentasi hutan perlu diukur dan dianalisis. Gabungan software ArcGis dan Fragstat dapat digunakan untuk melakukan analisis fragmentasi yang terjadi di suatu areal tertentu khususnya di daerah berhutan. Dalam tutorial kali ini, kita akan mencoba menganalisis fragmentasi hutan yang terjadi di Taman Nasional Bukit 12 pada periode, 1990 - 2013. Dalam tutorial ini, kita akan memfokuskan untuk pengukuran beberapa variabel penting terkait fragmentasi hutan seperti luas kelas hutan ((Class Area/CA), jumlah fragmen atau patch hutan (NumP), luas rata-rata patch hutan (Mean Patch Size /MPS), Total Edge (TE), Edge Density (ED) dan Mean Shape Index (MSI).


8.07.2015

The right traps for turtle conservation research method

Beberapa metode penangkapan kura-kura dan labi-labi secara "manusiawi"

Kebanyakan metode penangkapan kura-kura saat ini dilakukan secara konvensional menggunakan alat-alat yang dapat menyebabkan kematian atau cacat pada tubuh reptil tersebut. Biasanya masyarakat tradisional menggunakan pancing untuk menangkap bulus, atau secara tidak disengaja tertangkap sewaktu memancing ikan. Beberapa pemaburu labi-labi atau kura-kura menggunakan long line bait yakni serangkaian mata pancing yang banyak pada satu benang pancing yang panjang yang kemudian diletakkan disepanjang pinggir sungai ataupun danau, kemudian ditinggal untuk beberapa saat. Dengan demikian, peluang mendapatkan bulus semakin besar. Akan tetapi, selain metode ini sangat menyiksa reptil tersebut, tidak jarang satwa yang terpancing ditemukan mati atau tenggelam karena dibiarkan untuk waktu yang cukup lama. 

Keselamatan dan kesehatan satwa biasanya tidak menjadi hal yang penting bagi para pemburu hewan melata tersebut, karena kebanyakan hewan-hewan berdarah dingin ini ditangkap untuk kemudian dijual sebagai makanan, obat ataupun sebagai hewan piaraan. Namun hal ini menjadi sangat penting bila kegiatan penangkapan kura-kura ini dilakukan untuk kepentingan penelitian dengan tujuan konservasi. Metode-metode yang digunakan untuk menangkap satwa tersebut harus menjamin keselamatan dan kesehatan satwa tersebut dengan meminimalisir stress pada satwa yang ditangkap. Apalagi satwa yang ditangkap akan dikembalikan ke habitat alaminya untuk selanjutnya di monitoring. Akan tetapi, bila dibandingkan dengan metode penangkapan yang konvensional, peluang mendapatkan kura-kura atau labi-labi tersebut jauh lebih kecil, setidaknya berdasarkan pengalaman pribadi penulis sendiri.

Gambar 1. Proses pembuatan perangkap secara manual di lokasi penelitian

7.24.2015

Masking out the cloud from Landsat imagery

Teknik memotong awan dan bayangannya pada citra landsat


Salah satu masalah yang cukup menggangu dalam penafsiran citra satelit adalah kehadiran awan dan bayangannya sehingga data yang diperoleh kurang begitu informatif. Berbagai cara untuk memotong awan telah ditemukan, salah satu diantaranya adalah dengan menggunakan aplikasi Fmask. Fmask merupakan suatu program sederhana yang dapat digunakan untuk menghilangkan awan dan bayangannya pada suatu citra satelit. Setelah awan dihilangkan, maka citra tersebut dapat ditambal dengan citra lainnya yang memiliki rentang waktu yang dekat. Untuk selanjutnya silahkan ikutin tutorial berikut.
Gambar 1.Tampilan sebelum dan sesudah awan dan bayangannya dihilangkan

Aplikasi Fmask ini dapat dijalankan pada sistem operasi Windows dan Linux, namn kali ini kita akan menggunakan Fmask pada Windows 7. Adapun alat dan bahan yang diperlukan antara lain:

Where to download topography map

 Tips mendapatkan peta topography gratis

Peta topografi pada dasarnya adalah peta yang memiliki informasi bentuk rupa bumi yang memiliki dimensi panjang, lebar, dan tinggi dari permukaan laut. Sehingga peta ini sangat bermanfaat untuk berbagai bidang yang terkait dengan pengelolaan sumber daya alam. Karena pada dasarnya penyebaran flora dan fauna dan sumber daya alam lainnya sangat erat kaitannya dengan topografi daerah tersebut. Adapun manfaatnya di bidang pengelolan sumber daya alam adalah sebagai data awal untuk analisis kemiringan lereng, ketinggian, daerah aliran sungai, dan lainnya.


Pemetaan relief muka bumi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain (USGS):
  1. Survey lapang dengan menggunakan alat pengukuran tinggi yang dilengkapi oleh GPS system, Sistem ini membutuhkan waktu dan dana untuk memetakan relief permukaan bumi daerah tertentu dengan resolusi cukup detail. 
  2. Pasif sistem atau Stereo-photogrammetry dengan menggunakan survey udara, sebagai contoh adalah ASTER (Terra Advanced Spaceborne Thermal Emission and Reflection Radiometer) yang menggunakan spaceborne atau satelit. ASTER sendiri dikembangkan oleh NASA dan juga METI (Japan's Ministry of Economy, Trade, and Industry). Sistem ini memiliki berbagai band seperti VNIR (Visible and Near Infraared), SWIR (Shortwave Infrared), dan TIR (Thermal Infraared).
  3. Aktif sistem dengan menggunakan system Radar (interferometry), sebagai contoh adalah SRTM (Shuttle Radar Topography Mission) dan Lidar (Light Detection and Ranging).
Dalam tutorial kali ini, kita akan mencoba untuk mendapatkan peta topografi secara gratis yang nantinya akan digunakan untuk memperoleh informasi ketinggian, lereng, dan aspek. Peta yang akan di download adalah peta SRTM. 

6.26.2015

Where to download Landsat Images

Cara mendownload Citra Landsat secara gratis


Salah satu metode cepat dan tepat dalam mengamati dan menganalisis mengenai perubahan-perubahan yang terjadi di permukaan bumi ini adalah dengan menggunakan produk dari satelit penginderaan jauh seperti Citra Satelit Landsat. Selain gratis, citra ini memiliki resolusi yang cukup tinggi diantara citra satelit lainnya yang tidak berbayar yakni 30 meter, cukup untuk melihat penampang sebuah lansekap yang berukuran sedang sampai luas. 

Di bidang konservasi sendiri, produk satelit ini telah banyak digunakan untuk berbagai keperluan terutama untuk melihat perubahan tutupan lahan dari waktu ke waktu. Hal ini diperlukan sebagai salah satu indikator keberhasilan program perlindungan hutan dan ekosistem. Selain itu, citra satelit ini juga bisa digunakan untuk menganalisis penyebaran flora dan fauna serta mobilitasnya, mengkuantifikasi jasa-jasa lingkungan, meninjau perkembangan tumbuhan, serta monitoring perubahan iklim. 
Tampilan data citra yang akan diunduh melalui website GLOVIS
Citra landsat sendiri sudah ada sejak tahun 1972 yakni Landsat MSS (80 m, 4 band), lalu Landsat 4 dan 5 atau landsat TM (30/120 m, 7 band), kemudian Landsat 7/ETM+ (15/30/60 m, 8 band), dan yang belum lama ini diluncurkan (tahun 2013) adalah Landsat 8/OLI/TIRS (15/30/90 m, 9 band). Sensor pada satelit landsat ini yang terdiri dari beberapa band di desain pada dasarnya untuk mendeteksi cahaya yang direfleksikan oleh permukaan bumi dalam bentuk gelombang (visible dan infrared).

Ada beberapa sumber yang tersedia untuk mendownload citra landsat tersebut, antara lain;
  1. Landsat Look Viewer (http://landsatlook.usgs.gov; http://glovis.usgs),
  2. Glovis (http://glovis.usgs.gov),
  3. Global Land Cover Facility (http://glcf.umd.edu/data/landsat),
  4. Erath Explorer (http://earthexplorer.usgs.gov),
  5. WELD (http://weld.cr.usgs.gov, http://globalweld.cr.usgs.gov),
  6. Landsat Global Archive Consolidation (USGS) (http://landsat.usgs.gov/Landsat_Global_Archive_Consolidation.php)

6.14.2015

How to import Geo-tagged Photos to ArcMap

Cara impor foto yang memiliki koordinat ke ArcMap


Dalam kajian tutupan lahan menggunakan Citra Satelit, kita terkadang diwajibkan untuk melakukan ground check sebagai acuan dalam penentuan jenis tutupan lahan hasil klasifikasi dari citra satelit tersebut. Untuk melakukan ground check di lapangan, kita terlebih dahulu membuat beberapa titik acak pada setiap jenis tutupan lahan yang sudah diklasifikasi. Setelah itu, kita harus mengunggah data titik tersebut ke dalam GPS untuk mempermudah dalam pencarian titik tersebut di lapangan. Cara membuat titik acak dan juga cara mengupload titik ke GPS dapat dilihat pada tutorial sebelumnya. 

Setelah melakukan ground chek di lapanganan, kita akan memperoleh informasi mengenai jenis tutupan lahan yang ada pada titik tersebut. Informasi jenis tutupan lahan ini dapat berupa deskripsi ataupun foto. Untuk informasi deskripsi, kita cukup menampilkannya sebagai table dan mengimpornya ke dalam shapefile. Namun untuk informasi berupa foto, kita juga dapat mengimpornya ke dalam ArcMap sehingga memudahkan kita dalam menganalisis tutupan lahan pada titik-titik tersebut. 
Gambar.1 Tampilan hasil impor foto ke ArcMap

6.06.2015

How to stack many images automatically using bactfile in Erdas 9.x

Cara stacking beberapa Citra Landsat sekaligus secara otomatis mengunakan batchfile process


Citra satelit Landsat yang biasanya didownload dari berbagai website yang dimiliki oleh NASA dan USGS atau keduanya, biasanya berupa zip/extract file yang berisikan individu band yang terpisah satu sama lain. Sehingga untuk menampilkannya dalam bentuk RGB (Red, Green, and Blue) atau kombinasi band lainnya, kita harus melakukan penggabungan tiga band atau lebih tersebut melalui suatu proses yang disebut layerstacking. Beberapa software image processing seperti Erdas Imagine 9.x  menyediakan fungsi tersebut. 

Dalam proses layerstacking, kita diharuskan memasukkan satu-persatu band hingga menjadi satu output yang berbentuk Image (*.img). Hal ini memang mudah dilakukan jika kita hanya membutuhkan satu atau dua citra untuk dianalisis. Namun, hal tersebut menjadi tidak efektif jika kita membutuhkan banyak citra (dalam berbagai tiles atau beberapa tahun) untuk digabungkan. 

Dalam software Erdas Imagine atau software image processing lainnya, kita mengenal adanya fungsi batchfile processing yang membolehkan pengguna untuk melakukan banyak pekerjaan dalam satu perintah yang tertulis dalam bentuk teks file (notepad). Keuntungannya adalah, kita tidak perlu duduk di depan komputer seharian, biarkan komputer melaksanakan perintah tersebut.

Sebagai contoh, kita akan melakukan batchfile processing untuk melakukan layerstack pada beberapa images sekaligus.

How to upload and download data from GPS

Cara mudah upload dan download data dari GPS 


Sebagai seorang peneliti di bidang manajemen atau konservasi sumber daya alam, kemampuan dasar di bidang GIS sangat diperlukan, terutama untuk persiapan penilaian SDA secara langsung di lapangan. Salah satu hal yang penting adalah bagaimana cara menentukan lokasi sampling yang tepat di peta dasar sebagai acuan untuk pelaksaan sampling di lapangan. Tentu saja hal tersebut dilakukan sebelum melakukan sampling di lapangan. Adapun cara penentuan lokasi sampling di lapangan dapat dilihat pada tutorial sebelumnya

Nah setelah menentukan lokasi sampling yang biasa berupa titik-titik atau polygon dalam bentuk shapefile (*.shp), titik tersebut harus di upload ke  Global Positioning System (GPS) untuk memudahkan dalam pencarian titik tersebut di lokasi sampling. Konversi shapefile ke dalam format file yang bisa dibaca oleh GPS dapat dilakukan oleh beberapa softwares. Beberapa diantaranya berbayar, namun ada juga yang gratis atau open source

Salah satu software yang mendukung import GIS Data ke GPS dan juga sebaliknya adalah DNRGarmin. DNRGarmin sebelumnya dikenal sebagai program untuk melakukan eksport dari GPS data ke dalam format shapefile, khusus untuk GPS merk Garmin. DNRGarmin tersebut dapat diunduh secara gratis di http://www.dnr.state.mn.us/mis/gis/DNRGPS/DNRGPS.html.

Adapun penggunaannya adalah sebagai berikut.

1. Siapkan data yang siap diunggah ke GPS tersebut dalam format shp. Dalam tutorial kali ini, data yang akan digunakan adalah data titik random point yang merupakan hasil dari Tutorial sebelumnya. Anda dapat mengupload data baik dalam bentuk Points, Line, atau Polygon

6.01.2015

How to destrip (gap filling) Landsat 7 SLC-off

Cara mengisi informasi yang hilang pada Citra Landsat 7 SLC-off karena adanya Stripping

Berbagai metode atau software mungkin memiliki kemampuan untuk mengisi data atau informasi yang hilang pada Citra Landsat 7 yang rusak karena adanya stripping. Namun beberapa software atau metode tersebut belum tentu valid untuk digunakan untuk scientific research, karena kebanyakan metode tersebut digunakan hanya untuk memperbaiki kualitas tampilan dan bukan memperbaiki kualitas informasi.

Namun, ada beberapa metode yang bisa digunakan untuk tujuan memperbaiki data yang hilang dengan menggunakan informasi pada Landsat images lainnya yang berbeda waktu. Artinya, data yang hilang tersebut dapat diisi dengan nilai yang ada pada citra lainnya yang memiliki waktu perekaman yang berdekatan, dan dilakukan pada setiap band yang ada atau band yang diperlukan. Hal ini mungkin dapat dilakukan pada berbagai images processing software, namun disini saya menggunakan Erdas 9.1.

Sebelum memulai, siapkan data Citra Landsat Utama yang akan ditambal, dan juga data satu atau lebih citra sebagai citra penambal yang memiliki waktu perekaman yang tidak jauh berbeda dengan waktu perekaman citra utama. Hasil penambalan tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. 
Gambar 1. Tampilan citra sebelum (Kiri) dan sesudah ditambal (Kanan)

How to generate random point in ArcGis

Membuat titik acak dengan menggunakan ArcGis

Salah satu hal yang penting dalam manajemen sumber daya alam (SDA) adalah proses penilaian SDA tersebut, baik sumber daya seperti flora, fauna, tanah, mineral, dan sebagainya. Ada beberapa strategi yang tersedia untuk melakukan penilaian SDA ini. Salah satu langkah awal untuk melakukan penilaian adalah menentukan lokasi sampling yang tepat dan yang dapat mewakili keseluruhan areal yang akan dinilai. Oleh karena itu, pemilihan lokasi sampling yang tepat adalah yang dilakukan secara acak.

Ada beberapa metode yang dapat dilakukan untuk menentukan lokasi sampling secara acak. Salah satunya adalah dengan menggunakan salah satu tool dalam aplikasi ArcGIS. Tool ini dapat digunakan untuk menghasilkan sejumlah poin secara acak, dengan jarak antar titik satu dengan lainnya yang berada dalam satu lokasi/polygon bisa diatur dan disesuaikan sesuai kebutuhan. 

Alat yang digunakan untuk menghasilkan poin acak ditemukan dalam Arc Toolbox dalam aplikasi ArcGis versi 9.x dan 10.x. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
  1. Buka applikasi ArcMap, lalu siapkan dokumen peta di ArcMap dengan menambah data yang berbentuk polygone. Sebagai contoh, kita akan menambahkan peta kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sebagai lokasi yang akan kita sampling. Tambahkan batas kawassan TNGP tersebut, dan pastikan koordinat sistemnya sudah benar (UTM atau Geographic). 
  2. Kemudian buka ArcToolbox, kemudian Management Tools, lalu klik Feature Class dan Create Random Point. Kali ini kita akan mencoba membuat 250 titik acak dengan jarak antara titik tidak kurang dari 100 meter. Ikuti Gambar 1 berikut ini. 
    Gambar 1. Membuat titik acak

5.24.2015

How to extract vegetation indices from MODIS using MRT tool

Bagaimana cara mengekstrak indeks vegetasi menggunakan aplikasi MRT


Produk Citra Satelit  MODIS dihasilkan dari Sistem Pengolahan MODIS Adaptive (MODAPS), yang berlokasi di NASA Goddard Space Flight Center, sehingga grid output produk tersebut memiliki proyeksi Sinusoidal (SIN). Produk-produk tersebut kemudian dikirim ke LP DAAC sebagai arsip yang siap untuk didistribusikan.

Adapun output data yang diperoleh dari LPDAAC adalah HDF. Oleh karena itu, untuk menggunakan data tersebut, maka sebuah applikasi yang dikenal dengan MRT (MODIS Reprojection Tool) diperlukan untuk membaca, mengelola, dan mengubah proyeksi serta format output dari data MODIS tersebut. Untuk dapat menginstal dan menggunakan program MRT tersebut, silahkan ikuti tutorial ini (klik disini).

Setelah aplikasi MRT teristal di komputer, silahkan mengikuti tutorial ini untuk cara penggunaannya.

  1. Buka aplikasi ModisTool yang berupa java app. yang berada di dekstop shortcut atau di folder C:\Program Files\Java\jre1.8.0_45\bin
  2. Buka file yang sudah didownload yang masih berupa HDF file. Dalam tutorial ini, kita akan menggunakan file MODIS Sumatra yang terdiri dari 4 tiles. Keuntungan lainnya dengan menggunakan applikasi MRT ini adalah, applikasi tersebut akan otomatis menggabungkan keempat file tersebut menjadi satu file.
  3. Setelah dibuka, maka tampilan akan berubah seperti Gambar.1. berikut. Ikuti langkah sesuai yang tertera pada tersebut. 
    Gambar 1. Tampilan layar pada aplikasi MRT beserta keteranganya

How to install MRT (MODIS Reprojection Tool)

 Bagaimana cara menginstal aplikasi MRT

Applikasi Modis Reprojetion Tool atau yang dikenal dengan MRT ini memungkinkan pengguna untuk membaca file data dalam format HDF-EOS (untuk produk seperti MODIS Level-2G, Level-3, dan data produk tanah Level 4), melakukan subset atau mosaic secara otomatis untuk pengolahan data, melakukan transformasi data geografis pada berbagai sistem koordinat / proyeksi kartografi, dan menulis output ke file format selain HDF-EOS.

Dalam tutorial kali ini, kita akan mencoba menginstal applikasi MRT untuk keperluan tersebut diatas.

  1. Silahkan login ke https://lpdaac.usgs.gov/tools/modis_reprojection_tool. Lakukan registrasi jika Anda belum pernah melakukannya. Bagi Anda yang sudah pernah registrasi di Worldview untuk mendownload Citra MODIS, silahkan menggunakan user login yang sama.
  2. Kemudian download applikasi MRT yang berada pada sisi kanan dari website tersebut, sesuai dengan komputer OS yang Anda gunakan. 
  3. File applikasi tersebut berbentuk Zip file, jadi Anda membutuhkan software Winrar/Winzip untuk mengekstraknya. Setelah di ekstrak, Anda akan memperoleh 4 file yang terdiri dari; mrt_install, MRT_Win, reg_set, unzip.
  4. Kemudian klik mrt_install, windows sistem32 akan muncul di window baru, lalu tekan tombol Enter untuk melanjutkan.
  5. Kemudian tentukan folder MRT yang Anda akan buat, biasanya di c:\Modis, lalu tekan Enter, kemudian akan muncul teks "Directory does not exist. Create c:\Modis? [y/n], lalu tekan y lalu Enter.

How to download MODIS Images

Cara mendownload Citra MODIS

Sebagai salah satu produk dari citra satelit yang cukup populer saat ini, citra MODIS (Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer) memiliki banyak manfaat yang beberapa diantaranya dapat digunakan untuk melihat tren perubahan tutupan lahan, perubahan suhu dan iklim, memantau kebakaran hutan, dan lainnya. Walaupun memiliki resolusi sedang (250 m), produk dari salah satu satelit buatan NASA ini sangat bermanfaat hampir disemua bidang. Misalnya, dibidang kehutanan, MODIS dapat digunakan untuk memantau kesehahatan hutan, monitoring kebakaran hutan, melihat perubahan tutupan hutan dan lainnya secara real time atau near real time.

Ada berbagai macam cara untuk mendapatkan Citra MODIS, disini saya akan berbagi pengalaman bagaimana cara mendapatkan data MODIS secara gratis. Berikut tutorialnya.

Ada berbagai website yang menyediakan data MODIS secara gratis untuk di download. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:



  1. Sebagai percobaan, kita akan mendownlad data MODIS melalui website worldview. Buka website https://search.earthdata.nasa.gov/
  2. Klik login untuk dapat mengakses dan download data. Register dapat dilakukan dengan mengisi informasi yang diperlukan pada kolom yang tersedia.
  3. Setelah itu, ketik jenis produk atau data  modis yang ingin di download. Informasi jenis dan spesifikasi produk Modis dapat dilihat pada situs berikut: https://lpdaac.usgs.gov/products/modis_products_table.  
  4. Disini kita akan mencoba mendownload produk MODIS vegetation indices dengan resolusi 250 m. Ketik MOD13Q1 pada tab search product. Kemudian pada temporal tab, ketik waktu spesifik yang ingin kita download, misalnya dari 1 Januari 2015 sampai 16 Januari 2015. Lalu pilih Spatial extent yang akan di download, misalnya wilayah seluruh bagian Sumatera yang terdiri dari 4 tiles, untuk itu ketik nomor H (Horizontal) dan V (Vertical) yang dipisahkan oleh koma (,) seperti berikut berikut: 27,8 27,9 28,8 28,9 (antara tile diberi 1 spasi).
    Gambar 1. Informasi yang diperlukan untuk mendownlad data MODIS

2.24.2015

How to Write a Good Story?? 10 useful Tips from an Editor of A well-known international Journal in conservation

I was so fortunate to have a rare opportunity in attending a "Writing for Conservation Workshop" organised by Conservation Leadership Program (CLP, Thanks to Kiragu Mwangi) in Bogor. The best thing of this workshop is we were trained by a very nice and professional person who works as a Chief Editor of ORYX, a well-known international journal in conservation, Dr. Martin Fisher.

There were 20 people attending this workshop and they come from various organizations that focus on nature conservation such as Burung Indonesia (Birdlife International Indonesia), Flora Fauna International (FFI), Zoological Society of London (ZSL), World Conservation Society (WCS), Sumatran Tiger Conservation Forum (Forum Harimau Kita) and some researchers from several universities such as Bogor Agricultural University, Padjajaran University, Bandung Institute of Technology, University of Indonesia, and Andi Djemma University in South Sulawesi.

Writing for Conservation Workshop on 16-20 Feb 2015
(Photo by Kiragu Mwangi, Birdlife International)
I believe that this kind of workshop or training is very important for us as Indonesian researchers to enhance our writing skills in order to let the World know of what we are currently doing to reach the conservation objectives. Dr. Mirza D. Kusrini presented a very good presentation of her perspective in writing for international publication. Generally, she stated that we have so much information with big amount of data from the field and sometime we have difficulties to publish it to have a wider impact. Consequently, many foreigner scientists have been thinking that we have done nothing. 

"We are not alone", a nice sentence comes from Dr. Martin to emphasize that Indonesian people are not alone on this mater. Many people around the World have the same problem especially those who English are not their first language.In fact, even English people have the same problem, this is because writing is a skill or an Art that we need to learn to better communicate of our findings or studies.

From left to right (Dr. Mirza, Dr. Martin Fisher,
and my self)
Enough talking, let just start the tips and tricks!!!

According to Dr. Martin Fisher, writing a scientific article is similar with writing a poem that has particular structure. This means in writing article, we have to started with Introduction and finished with references, not the other way around. He stated that "the important thing is how to write in a clear and simple interesting article to attract many people around the world to read". The readers are not limited to only English native speakers, but also to those who English are their third or fourth language. 

Ready to write?
Just bear in mind that "Writing a good story" is fun. It just needs our patience and some skills in doing it. But before writing, just make sure that you have all the data and materials you need including data analysis. And then lets rock!.


Source
1. Write the manuscript when you have just done the field work and data analysis. 

It is very important to do it as soon as possible in order to write something fresh from your brain, or at least you have wrote every detail of your research in a field note during the field work. It's very useful to organize the information or data to make it easy to write the report or manuscript. In addition, some journals will reject a manuscript if the data is too old to publish and becomes less informative.



2.22.2015

Akankah perluasan areal perkebunan berdampak terhadap perluasan habitat bagi spesies kura-kura atau labi-labi??


I was holding a trapped soft shell turtle
Deforestasi telah menjadi penyebab utama hilangnya keanekaragan flora dan fauna saat ini. Secara umum, Konversi hutan alam menjadi lahan perkebunan dan pertanian sangat berdampak kepada berkurangnya keanekaragaman hayati. Berbagai study telah dilakukan untuk memperkuat alasan mengenai dampak negatif perubahan lansekap hutan menjadi kawasan perkebunan atau pertanian seperti perkebunan kelapa sawit, perkebunan karet, kelapa, dan kawasan monokultur lainnya terhadap kekayaan flora dan fauna. Akan tetapi, beberapa penelitian juga menginformasikan mengenai beberapa kegiatan industri perkayuan dan perkebunan juga dapat menyediakan habitat tambahan bagi satwa liar termasuk satwa yang terancam punah. Sebagai contoh, (Brockerhoff et al., 2008) menyatakan bahwa konversi hutan alam baik primer maupun sekunder menjadi hutan tanaman industri berpotensi membantu upaya konservasi dalam hal menyedikan habitat hutan yang kompleks bagi satwa liar, sebagai kawasan penyangga untuk meminimalisir efek tepi (edge effects), serta dapat menyediakan koridor bagi satwa liar, terutama bila dibandingkan dengan perubahan tutupan lahan lainnya. Pernyataan ini telah menjadi perdebatan dikalangan ilmuwan di dunia. Sehingga, berbagai bukti untuk mendukung atau mematahkan pernyataan tersebut sangat diharapkan.

Beberapa waktu lalu, saat kami melakukan penelitian mengenai konservasi kura-kura dan labi-labi di Taman Nasional Berbak dan sekitarnya (Lubis, 2014a), kami dihadapkan pertanyaan yang sama; apakah konversi hutan alam menjadi kawasan perkebunan berdampak positif terhadap habitat dan populasi reptil di kawasan tersebut. Kawasan Taman Nasional Berbak (Gambar 1) memang dikenal sebagai kawasan ekositem hutan rawa gambut terluas dikawasan Asia Tenggara yang memiliki keanekaragam hayati yang tinggi yang juga menjadi habitat penting bagi beberapa satwa liar yang terancam punah seperti Harimau Sumata (Sumatran Tiger) (Lubis, 2014b). Berdasarkan McCord and Pritchard (2002), kawasan ini juga dikenal menjadi habitat Labi-Labi Bintang (Chitra Chitra Javanensis) yang termasuk dalam list Endangered species serta kura-kura dan labi-labi jenis lainnya. Oleh karena itu, perubahan tutupan hutan rawa gambut di kawasan ini dapat mengakibatkan hilangnya habitat penting bagi satwa liar khususnya herpetofauna yang berakibat pada penurunan populasi yang pada akhirnya menyebabkan kepunahan massal.