Search...>>

1.25.2012

Reef HQ, The Great Barrier Reef Aquarium

Ini adalah tempat kedua setelah Townsville Aboriginal and Torres Strait Islander Cultural Centre yang dikunjungi dalam kegiatan safari AUSAid JCU Students hari Jumat lalu. Lokasinya bersebelahan dengan Aboriginal Cultural Centre di pusat kota Townsville. Merupakan akuarium terumbu karang terbesar di dunia, bukan hanya dari segi ukurannya saja yang membuat takjub, juga karena akuarium ini dimodifikasi sedemikian rupa sehingga para penghuni aquarium juga mengalami peristiwa alami seperti panas, dingin, hujan bahkan badai yang mirip dengan keadaan alaminya di Great Barrier Reef. Saat ini RHQ menjadi rumah bagi 130 jenis karang, 120 species ikan dan ratusan species  bintang laut, mentimun laut, landak laut, brittle star, sifut, cacing laut, ubur-ubur dan sebagainya. 
Tempat ini cocok untuk para pengunjung yang mau melihat para penghuni The Great Barrier Reef tanpa harus jauh-jauh bepergian ke Utara Queensland dengan biaya yang pasti lebih mahal dan pastinya akan menyita waktu, ditambah lagi cuaca diluar yang kadang tidak begitu bersahabat dan berbahaya karena suhu udara bisa mencapai 35-40 derajat Celcius disiang hari. 

1.21.2012

The Townsville's Indigenous Bush Experience

Minggu pertama IAP (Introductory Academic Program) untuk mahasiswa penerima beasiswa AUSAid di JCU (James Cook University) diakhiri dengan field trip mengunjungi beberapa tempat yang eksotis di Townsville, Australia. Tempat pertama yang dikunjungi adalah The Townsville's Indigenous Bush Experience yang berlokasi tidak jauh dari pusat kota. Wisata yang ditawarkan disini adalah perjalanan melewati wilayah masyarakat Wulgurukaba dan Bindal di Townsville yang berupa hutan pantai dan semak-belukar. Dengan dibantu oleh Guide local yang yang bercerita mengenai tradisi dan kebudayaan setempat dalam memanfaatkan berbagai jenis tanaman, semacam wisata etnobotani, dia mengenalkan kepada wisatawan berbagai jenis tanaman yang bermanfaat bagi masyarakat aborigin lokal dimasa lalu, ada yang digunakan untuk makanan sehari-hari, tanaman obat dan berbagai tanaman berkhasiat lainnya. 
Antusias teman-teman IAP yang serius mendengarkan cerita dari guide local suku asli aborigin di Towbsville.

1.15.2012

Welcome to Townsville, Australia

Perjalanan panjang yang melelahkan menuju Townsville, menghabiskan waktu kira-kira 16 jam perjalanan dari Jakarta dengan menggunakan maskapai penerbangan Qantas, mampir beberapa jam  di Sydney dan Brisbanne untuk transit pindah pesawat. Pesawat dari Jakarta berangkat pukul 20.20 WIB, sampai di Sydney sekitar pukul 7.30 pagi waktu setempat atau sekitar pukul 03.45 dinihari di Indonesia karena ada perbedaan 3 jam lebih cepat. Jantung berdebar-debar saat melewati customs (Lembaga Imigrasi  Australia) di Sydney untuk pemerikasaan barang bawaan, karena ingat dengan pesan Barbara saat kursus di IALF beberapa bulan lalu, ada beberapa barang yang harus di declare saat melewati customs di seperti makanan baik mentah maupun olahan, obat-obatan dan barang-barang lainnya yang dilarang atau barang yang dagangan yang illegal, untung saja tidak ada masalah selama pemeriksaan mengingat tas hanya berisikan pakaian dan beberapa bungkus indomie dan satu tas kecil yang berisi berbagai macam obat-obatan sehari-hari. Pemeriksaan sangat ketat, selain banyak petugas yang memeriksa semua barang bawaan penumpang, juga dikerahkan beberapa anjing kecil yang bisa mengendus barang-barang yang dilarang dibawa masuk ke Australia.

Setelah melewati customs, para penumpang pindah terminal dengan menggunakan bus yang berjalan menuju gedung lain untuk penerbangan domestik. Di dalamnya terdapat sejumlah terminal/gate sesuai tujuan penerbangan dari sydney menuju kota lainnya di Australia. Petunjuknya cukup jelas dan mudah dimengerti, lalu saya menuju gate 10 untuk penerbangan dari Sydney menuju Brisbanne, menunggu hampir 3 jam di tempat duduk sambil terkantuk-kantuk. Perjalanan kurang mengasikkan karena tidak ada teman ngobrol, jadi selama perjalanan hanya duduk, nonton, tidur atau membaca buku. Seampainya di Brisbanne, saya sempat panik karna terkecoh oleh perbedaan waktu antara Sydney dan Brisbanne. Saya tidak tau ada perbedaan satu jam lebih lama di Brisbanne, jadi pas sampai di Brisbanne, jam tangan saya menunjukkan hampir pukul dua siang, sementara di tiket penerbangan menuju Townsvile pukul 1.45 siang. Karena panik, dengan membawa travel bag saya berjalan cepat menuju gate 20, sesampainya disana penumpang masih sepi dan tidak ada petugas yang berjaga, tidak ada keterangan apakah pesawat sudah terbang atau delay atau informasi lainnya, ternyata pas lihat jam di Bandara ternyata masih pukul 1 siang, hahahah ternyata saya satu jam lebih cepat, dengan perasaan lega lalu saya duduk menunggu lagi. Mata sangat ngantuk, tapi karena takut ketinggalan pesawat jadi saya hanya membaca buku, sesekali melihat penumpang lain yang mulai berdatangan satu-persatu, mencoba mencari-cari wajah-wajah Indo tapi semuanya warga lokal, hemmm tidak ada teman ngobrol lagi, jadi merasa seperti tersasar di dunia lain.

Penerbangan ke Townsville sekitar satu setengah jam dari Brisbanne, setelah sampai dan mengambil bagasi saya keluar bandara menunggu kakak kelas yang akan menjemput, tidak ada nomor HP yang bisa di hub, saya hanya pasrah menunggu karena yakin pasti ada yang menjemput dari perwakilan mahasiswa Indonesia disini, tidak lama, orang yang dinanti telah tiba, Mas Wellem dan Mas Ardi datang men jemput, mereka juga mahasiswa ADS yang kuliah di Jamescook University di Townsville.

Suasana Kota kecil Townsville, Australia bagian Queensland

1.06.2012

This is not Goodbye!!!!......

Tak terasa penantian itu berakhir, penantian yang menggerogoti waktu selama lebih kurang 10 bulan, sejak Maret 2011. Saat air mata kebahagian mengucur, saat kata tak mampu terucap, saat tubuh bergetar tak terkendali, saat membuka amplop kuning besar berisikan surat "Congratulations!! On behalf of the Australian Government I am delighted to offer you an Australian Development Scholarship......."
Alhamdulillah, sembah sujud puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan nikmatNya dan mengabulkan permohonan hambaNya. Tak terkira riangnya hati memenuhi segenap ruangan, saat berita itu menghampiri tempat kerja, saat senja di Malinau Kota, Kalimantan Timur.

Sejak saat itu hingga sekarang, roda kehidupan terus berputar, tantangan yang dihadapi semakin besar, harus mengundurkan diri dari pekerjaan adalah resiko besar yang harus dihadapi untuk menerima tantangan ini, berpisah dengan sahabat dan rekan kerja sungguh sangat menyedihkan, mengingat hampir tiga tahun lamanya mengabdi dan bekerja di pedalaman kalimantan, berteman dan bekerja dengan orang-orang hebat ternyata membuat kita juga semakin hebat, tapi seperti syair jawa kuno "life must goes on", pertemuan adalah awal dari perpisahan, sementara hidup di dunia juga sementara, waktu terus berpacu dengan maut, hari ini harus lebih baik dari hari sebelumnya.

1.03.2012

Wajah cantik para bidadari kecil di tepian hutan

Masa kecil adalah masa yang selalu dirindukan oleh setiap orang dewasa, masa yang paling ceria karena hanya diisi dengan bermain bersama teman-teman, tidak perlu memikirkan pekerjaan yang kadang membuat stres, tidak ada istilah atasan atau bawahan, semuanya sederajat, semuanya hanya bermain dan bermain hingga lelah lalu terlelap dan tumbuh. Moment yang takkan bisa terulang kembali, alangkah bijaknya jika moment itu bisa diabadikan, karena tidak ada cerita yang lebih baik sebaik foto yang walaupun kusam tetapi menyimpan kenangan indah dimasa lalu.

Saya selalu menyempatkan waktu untuk melihat dan mengabadikan keceriaan anak anak yang sedang bermain karena begitu indah dan alami, tanpa make up, tanpa topeng yang biasanya sering dikenakan oleh orang dewasa.  Berikut ini adalah foto-foto anak kecil yang saya kumpulkan selama kunjungan ke beberapa desa disekitar Taman NAsional Kayan Mentarang, Kalimantan Timur kurun waktu 2009-2011.. 

Enjoy the beauty and natural faces from deep inside the forest.....

Sebuah wajah mungil yang muncul malu-malu dari dalam rumah, begitu cantik dan alami. Foto ini saya ambil sewaktu  mampir di rumah salah seorang penduduk desa Pa Raye, sebuah desa yang terletak di dalam kawasan TN Kayan Mentarang, desa yang sangat terisolir, hanya bisa dicapai lewat jalur darat dengan menggunakan motor kurang lebih seharian dari ibu kota kecamatan Krayan, Kab. Nunukan. Mayoritas penduduk adalah masyarakat adat Dayak Lundayeh.

1.01.2012

The past brightens my future....

Happy New Year 2012............:))

Memulai postingan pertama di tahun 2012 dengan membuka kembali album lama, ceritanya lagi kangen ma emak-babeh-kakak-abang dan adik nun jauh disana, betapa sedih mengingat dalam kurun waktu dua tahun mendatang ga akan bisa menemui mereka, tidak bisa pulang selama dua kali lebaran, plus satu karena tahun ini juga tidak pulang kampung, jadi total tiga kali lebaran ga pulang-pulang, hebat juga karena bisa mengalahkan recordnya Bang Thoyyib. Bukan karena lupa kampung halaman apalagi lupa ma kedua orang tua, tapi justru untuk melanjutkan cita-cita mulia babeh dan keluarga. Cita-cita beliau yang ingin anaknya harus lebih baik dari dia, harus lebih pintar dengan mengenyam pendidikan yang lebih tinggi dari dirinya. Alhamdulillah berkat doa dan dukungan mereka insyaallah cita-cita beliau akan  segera tercapai, amiiinn. 

Sebagai pengobat rindu, foto-foto jadul ini lumayan membantu dan sangat menghibur karena menyimpan kenangan masa kanak-kanak yang ceria, merasa sangat beruntung karena memiliki semuanya, punya emak dan babeh, punya kakak, abang dan adik, walaupun terkadang jadi anak tengah itu kurang enak, selalu saja dapat yang bekas-bekas, bekas baju, bekas sepatu, bekas tas, dan mainan bekas (warisan), ga pernah dapat sesuatu yang baru, walau demikian, masa-masa itu sangat dirindukan dan takkan pernah bisa terulang kembali.

Mengingat  bahwa  foto-foto yang sudah mulai kusam dan rusak karena dimakan usia, bahkan ada foto yang umurnya sudah lebih dari 30 tahun, sepertinya perlu dipreservasi dengan lebih baik supaya masih bisa dinikmati dimasa-masa tua nanti (sok tua nih ;)). Untungnya ada software photosop yang bisa menyulap foto yang kusam menjadi baru kembali, setidaknya 90 % bagian foto bisa diselamatkan dengan menggunakan tool khusus clone tools, penggunaannya cukup mudah dan cepat, bahkan nenek-nenek sekalipun bisa melakukannya.