Perjalanan panjang yang melelahkan menuju Townsville, menghabiskan waktu
kira-kira 16 jam perjalanan dari Jakarta dengan menggunakan maskapai
penerbangan Qantas, mampir beberapa jam di Sydney dan Brisbanne untuk transit pindah
pesawat. Pesawat dari Jakarta berangkat pukul 20.20 WIB, sampai di Sydney
sekitar pukul 7.30 pagi waktu setempat atau sekitar pukul 03.45 dinihari di
Indonesia karena ada perbedaan 3 jam lebih cepat. Jantung berdebar-debar saat
melewati customs (Lembaga Imigrasi
Australia) di Sydney untuk pemerikasaan barang bawaan, karena ingat dengan
pesan Barbara saat kursus di IALF beberapa bulan lalu, ada beberapa barang yang
harus di declare saat melewati customs di seperti makanan baik mentah maupun
olahan, obat-obatan dan barang-barang lainnya yang dilarang atau barang yang
dagangan yang illegal, untung saja tidak ada masalah selama pemeriksaan
mengingat tas hanya berisikan pakaian dan beberapa bungkus indomie dan satu tas
kecil yang berisi berbagai macam obat-obatan sehari-hari. Pemeriksaan sangat
ketat, selain banyak petugas yang memeriksa semua barang bawaan penumpang, juga
dikerahkan beberapa anjing kecil yang bisa mengendus barang-barang yang
dilarang dibawa masuk ke Australia.
Setelah melewati customs, para penumpang pindah terminal dengan menggunakan
bus yang berjalan menuju gedung lain untuk penerbangan domestik. Di dalamnya
terdapat sejumlah terminal/gate sesuai tujuan penerbangan dari sydney menuju
kota lainnya di Australia. Petunjuknya cukup jelas dan mudah dimengerti, lalu
saya menuju gate 10 untuk penerbangan dari Sydney menuju Brisbanne, menunggu
hampir 3 jam di tempat duduk sambil terkantuk-kantuk. Perjalanan kurang
mengasikkan karena tidak ada teman ngobrol, jadi selama perjalanan hanya duduk,
nonton, tidur atau membaca buku. Seampainya di Brisbanne, saya sempat panik
karna terkecoh oleh perbedaan waktu antara Sydney dan Brisbanne. Saya tidak tau
ada perbedaan satu jam lebih lama di Brisbanne, jadi pas sampai di Brisbanne, jam
tangan saya menunjukkan hampir pukul dua siang, sementara di tiket penerbangan menuju
Townsvile pukul 1.45 siang. Karena panik, dengan membawa travel bag saya
berjalan cepat menuju gate 20, sesampainya disana penumpang masih sepi dan
tidak ada petugas yang berjaga, tidak ada keterangan apakah pesawat sudah
terbang atau delay atau informasi lainnya, ternyata pas lihat jam di Bandara ternyata
masih pukul 1 siang, hahahah ternyata saya satu jam lebih cepat, dengan
perasaan lega lalu saya duduk menunggu lagi. Mata sangat ngantuk, tapi karena
takut ketinggalan pesawat jadi saya hanya membaca buku, sesekali melihat
penumpang lain yang mulai berdatangan satu-persatu, mencoba mencari-cari
wajah-wajah Indo tapi semuanya warga lokal, hemmm tidak ada teman ngobrol lagi,
jadi merasa seperti tersasar di dunia lain.
Penerbangan ke Townsville sekitar satu setengah jam dari Brisbanne, setelah
sampai dan mengambil bagasi saya keluar bandara menunggu kakak kelas yang akan menjemput,
tidak ada nomor HP yang bisa di hub, saya hanya pasrah menunggu karena yakin
pasti ada yang menjemput dari perwakilan mahasiswa Indonesia disini, tidak
lama, orang yang dinanti telah tiba, Mas Wellem dan Mas Ardi datang men jemput,
mereka juga mahasiswa ADS yang kuliah di Jamescook University di Townsville.
Suasana Kota kecil Townsville, Australia bagian Queensland